Syarat KUA

Bismillahirrahmanirrahim..

DOR! Aku nggak ngerti harus mulai dari mana untuk urusan KUA. Jadi, sementara aku stripping jaga, bapak yang ngurusin sampai tingkat Pak Kayim. Hehe. Sementara aku jaga, bapak butuh KTP-ku. Dan aku nggak punya pulsa buat kirim via line.. beli pulsa dulu, 15 ribu raiiibb cuma buat kirim via line.

Yang penting sih ada berkas-ku masuk ke KUA, katanya. Sementara punya si Mas masih belum nyampe, baik surat numpang nikah maupun yang lainnya, kepotong dinas luar. Abis itu yang ngurusin sih WO, hehe…

Bagi anda yang akan melangsungkan Pernikahan di KUA (Kantor Urusan Agama) harap membawa surat-surat sebagai berikut :

  1. Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga (KK) untuk calon Penganten (caten) masing-masing 1 (satu) lembar.
  2. Surat pernyataan belum pernah menikah (masih gadis/jejaka) di atas segel/materai bernilai Rp.6000,- (enam ribu rupiah) diketahui RT, RW dan Lurah setempat. Contoh blanko surat pernyataan belum pernah menikah.
  3. Surat Pengantar RT – RW setempat.
  4. Foto copy piagam masuk Islam (jika mualaf).
  5. Surat keterangan untuk nikah dari Kelurahan setempat yaitu Model N1, N2, N4, baik calon Suami maupun calon Istri.
  6. Pas photo caten ukuran 2×3 masing-masing 4 (empat) lembar & ukuran 4×6 masing-masing 1 lembar (latar belakang warna biru), bagi anggota ABRI/TNI/POLRI harus berpakaian dinas.
  7. Bagi yang berstatus duda/janda harus melampirkan Akta Cerai asli beserta salinan putusan berita acaranya dari Pengadilan Agama, kalau Duda/Janda mati harus ada surat kematian dan surat Model N6 dari Lurah setempat.
  8. Harus ada izin/Dispensasi dari Pengadilan Agama bagi :
    • Caten Laki-laki yang umurnya kurang dari 19 tahun;
    • Caten Perempuan yang umurnya kurang dari 16 tahun;
    • Laki-laki yang mau berpoligami.
  9. Ijin Orang Tua (Model N5) bagi caten yang umurnya kurang dari 21 Tahun baik caten laki-laki/perempuan.
  10. Bagi caten yang akan menikah bukan di wilayahnya (ke Kecamatan/Kota lain) harus ada surat Rekomendasi Nikah dari KUA setempat.
  11. Bagi anggota ABRI/TNI/POLRI dan Sipil ABRI/TNI/POLRI harus ada surat Izin Kawin dari Pejabat Atasan/Komandan.
  12. Kedua caten mendaftarkan diri ke KUA tempat akan dilangsungkannya akad nikah sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari kerja dari waktu melangsungkan Pernikahan. Apabila kurang dari 10 (sepuluh) hari kerja, harus melampirkan surat Dispensasi Nikah dari Camat setempat. From here.

IMG_20140324_204834_wm

 

17 April 2014

Wah.. Sebulan lagi ternyata.  Dan undangan belum ada di tangan. How come? Ah santai.. (gundulmu) Hihi,

Oya, hari ini jam 9 pagi ke KUA buat nganter syarat yang kurang (foto 2×3 sebanyak 4 lembar, tadinya kirain 3×4 ternyata salah..) sama SKD. Penghulunya lagi nikahin orang, jadi aku suruh balik sana jam 2 siang.

Jam 2 siang, ketemu pak penghulu buat tandatangan. Aku sama bapak tandatangan dah tuh, sekalian interogasi, menekankan bahwa ini pernikahan bukan karena paksaan. Dan ternyata SKD ku salah, harus dari Puskesmas (padahal yang aku denger, masalah SKD dan suntik TT kadang g mutlak, dan nggak diperhatiin) Okey.. Masalahnya adalah aku dan Mas Ib harus periksa kesehatan di Puskesmas yang sama, di kecamatan-ku. Terus nanti lanjut tandatangan Mas Ib di KUA, lanjut nasehat pernikahan.

Kalau aku tanya-tanya temen, beberapa (oke hampir semua) nggak harus jejer berdua ngedengerin nasehat pernikahan. Tapi pernah baca juga ada yang pake kursus sebelum nikah. Intinya, aku harus duduk berdua di depan pak penghulu sebelum akad. Mmm..

Ya udah, aku komunikasikan. Alhasil nanti setelah Mas Ib sampai di Jawa, kami bikin jadwal tour ke Puskesmas dan KUA. Dan aku juga harus minta ijin kerja…

 

27 Juni 2014

Akhirnya pada suatu hari sepulang aku dari puskesmas, kami berdua ketemuan di KUA. Tentunya bersama bapak masing-masing. Sebelumnya Mas Ib sudah ke Puskesmas Purwokerto Timur untuk meminta Surat Keterangan Dokter. Nah, di KUA kami menunggu lamaaaa sekali karena pak penghulu sedang memberi nasehat kepada dua orang yang akan bercerai. Uh membosankan. Tapi seru juga karena sebetulnya Pak Penghulu sepertinya sengaja memberi ilmu pernikahan untuk kami semua yang ada di ruangan. Ngantuk. Sementara Mas Ib sesekali main tab, aku batuk-batuk parah, dan akhirnya kami berdua bisa duduk di depan Pak Penghulu. Sebentar saja, karena dianggapnya kami sudah cukup menyerap ilmu dari penjelasan sebelum itu. Lalu diingatkan soal doa-doa yang harus dilafalkan. Sudah. Kami berpisah untuk bertemu kembali di H-1.

2 thoughts on “Syarat KUA

  1. Aku juga nggak ngerti soal ngurus ke KUA, karena semuanya abah yang ngurusin. Tapi waktu disuruh datang ke KUA untuk dengerin nasehat perkawinan sebelum menikah, abah ngomel2 di sana. Kata abah, mereka belum nikah, kok disuruh datang berdua? Hihihi… Akhirnya petugas KUAnya ngasih kompensasi datangnya setelah nikah aja 😀

Kamu kayak lagi baca koran deh, di read doang. Komen dooonggg ^^