Sembelit pada Anak

Bismillah

Sembelit. Apa yang terbayang kalau mendengar kata itu? Kira-kira kalau anak kita sembelit, apakah kita bisa menanganinya dengan mudah?

Dulu sebelum ngalamin sendiri waktu ada selebgram sharing tentang anaknya yang sembelit, terus sampai dibawa ke Singapura aku sampai berpikir, wow.

Sebelum lahiran kemarin, pas udah hamil gede kan nyiapin minuman untuk persiapan lahiran ya. Karena pengen simpel, nggak pengen ngerepotin orang rumah jadi udah nyiapin minuman kotak dan kue kering. Nah, si kakak ini suka ngikut minumin teh kotak. Abis itu sekali dia BAB keras, lalu trauma, lalu hancurlah pola BAB nya setelah itu.

Dia trauma, mulai BAB tiap 1 minggu sekali. Nggak cuma itu, mules kan hampir setiap hari tapi dia nahan dengan cara minta gendong sepanjang hari dan merengek kalau mulesnya berasa. Nggak enak makan nggak enak main. Begitu udah kebelet banget, dia cuma nangis minta gendong. Kadang aku sengaja plorotin celananya biar dia nggak ada daya untuk nahan, lalu akhirnya dia BAB dan ngejen sampai keringat sejagung-jagung. Nangis lah pasti. Ya sakit udah pasti, kita aja ga BAB berapa hari sakit dan keras banget.

Itu terjadi bersamaan dia punya adik baru. Bersamaan aku punya anak lagi. Jadi antara dia dan aku juga sama-sama baru memasuki hal baru. Kami sama-sama bingung. Aku menjadikan ini sebagai salah satu penyebab stres ibu baru. Ya walaupun nggak ngaruh apa-apa sih.

Apa saja yang kulakukan?

  1. Aku cari tahu ritmenya. 1 minggu sekali. Tanda-tanda kalau dia sudah mules dan upayanya menahan dengan cara minta gendong.
  2. Aku sendiri tidak mau menggendong dia. Pipo Mimonya juga. Yang masih menuruti adalah ART dan ayahnya, jadi ketika mereka masih ada di rumah Kakak tidak akan BAB karena tertahan. Setiap kali mereka tidak ada di rumah barulah dia BAB, biasanya kalau dia sudah gelisah aku copot celananya.
  3. Tapi aku juga menggunakan laktulose dan microlax. Laktulose sirup itu mirip kayak minyak, aku kasih jarang-jarang sesuai dosis BB tapi nggak banyak ngaruh. Microlax seingetku cuma sekali ngaruhnya deh, abis itu aku juarang banget pakai.
  4. Banyakin minum air putih, kurangi minum teh, banyak minum yogurt dan agar-agar. Banyak kasih buah.
  5. Terus support dan yakinkan kalau BAB tidak boleh ditahan, semakin ditahan akan semakin keras dan sakit. Instruksikan pada keluarga tidak boleh menggendong atas alasan mules dan pengen nahan pup.

Ini semua terjadi sampai anak bayi usia 6 bulan, baru kakaknya mulai rutin BAB tiap hari dan tanpa drama berarti. Alhamdulillah fase ini akhirnya terlewati. Ternyata sembelit saja bisa menjadi drama. Beberapa pengalaman yang lain bahkan sampai dibawa ke dokter spesialis. Bisa saja hal ini terjadi lagi, tapi semoga tidak, melelahkan juga hehe.

Kamu kayak lagi baca koran deh, di read doang. Komen dooonggg ^^